Universitas Indonesia (UI) menerima 2.300 pelajar melalui program Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Jumlah itu baru 50 persen dari total kuota 5 ribu mahasiswa yang diterima UI setiap tahun.

"Yang diterima 2.300, 50 persen. Simak 20 persen. SBMPTN 30 persen," ujar Pejabat Rektor UI Muhammad Anis, Selasa (28/5/2013).

Anis menegaskan, sebaiknya para calon mahasiswa yang sudah diterima SNMPTN tidak lagi mengikuti SBMPTN. Sebab, lanjutnya, agar memberikan kesempatan bagi calon mahasiswa lainnya.

"Sebaiknya begitu, berarti kan nanti bisa ambil sana sini, kasihan yang lain enggak kebagian. Tapi kami atur supaya enggak double, pendaftaran ulangnya di hari ujian SBMPTN, kalau enggak datang ya kita coret berikan ke orang lain," paparnya.

Jurusan favorit tetap diduduki oleh jurusan Kedokteran, Ekonomi, Komunikasi, dan Teknik. Syarat diterima melalui jalur SNMPTN, kata dia, selain nilai rapor yang baik, juga prestasi yang diraih.

"Prestasi sekolah, prestasi di UN. Prestasi SNMPTN tertulis, prestasi alumni di kita. Akademik rapornya. Ada skornya juga, kalau Seleksi Masuk (SIMAK) kami gelar akhir Juni," papar Anis.

Sementara untuk kesempatan bagi mahasiswa miskin, kata Anis, mahasiswa dengan program beasiswa bidikmisi yakni sebanyak 600 orang. Selain itu UI juga memiliki program Biaya Operasional Pendidikan Berkeadilan (BOPB) dari Rp0-Rp7,5 juta.

"BOPB untuk program reguler. Mereka membayar, sesuai kemampuan. Berbasis kepada kemampuan ekonominya. Dan mulai tahun ini ada BOPPTN dari pemerintah, menggelontorkan lebih dari Rp60 miliar-Rp75 miliar ke universitas untuk menanggung biaya uang pangkal dan jaket almamater